Senin, 11 April 2011

GREETING CARD: HAPPY EASTER

CLICK FOR DETAIL
Subuh, pukul 3.30, lapangan mulai ramai dengan suara-suara penuh antusias dari anak kecil. Beberapa obor mulai menyala, menerangi rerumputan yang basah oleh embun. Hampir semua anak itu menggunakan jaket, memberikan sedikit perlawanan terhadap udara yang begitu dingin. Beberapa anak menirukan gerakan merokok sambil menghembuskan napas mereka ke udara yang dingin. Napas mereka yang hangat ketika bersentuhan dengan udara dingin, menghasilkan uap yang menyerupai asap rokok.

Suara beberapa orang dewasa mulai terdengar, mencoba mengatur kerumunan yang menyebar tak berpola itu. Teriakan agak frustasi dari mereka mulai terdengar, kerumunan anak kecil nampaknya tidak begitu menghiraukan perintah-perintah yang diberikan. Setengah jam kemudian, kerumunan mulai teratur.

Nyanyian dari mulut-mulut yang penuh antusias bercampur rasa kantuk mulai mengisi pagi, membangunkan matahari. Setelah ibadah singkat, kelompok demi kelompok mulai berangkat untuk berjalan melalui rute yang ditentukan. Titik-titik api dari setiap obor mendominasi menyingkirkan gelap yang ada di jalurnya, pemandangan yang mungkin hanya bisa disaksikan dalam setahun. Sedikit bernostalgia dengan masa kecil dulu, antusiasme ketika itu masih terasa bahkan ketika tahun telah menuakan usia.

Setelah rombongan berlalu, beberapa sosok mulai nampak berkeliaran di lapangan. Beberapa bocah berbisik-bisik perlahan di dahan pohon. Mereka tidak ikut dalam rombingan obor dengan tujuan mengintip lokasi peletakan telur oleh sosok-sosok yang nampak samar di lapangan.

Sosok tersebut tidak kalah cerdik, trik bocah-bocah tersebut mungkin saja pernah mereka praktekkan ketika kecil dulu. Mereka pura-pura tunduk, kelihatannya sedang meletakkan telur, namun sebenarnya mereka menjatuhkan telur melalui kantong celana yang telah dibolongi. Tanpa perlu menunduk, telur dengan sendirinya akan meluncur dari bolongan kantong celana.

Sejam berlalu, nyanyian bocah-bocah mulai terdengar mendekat. Tak lama titi-titik cahaya mulai bermunculan. Rombongan yang tidak sabar mulai memenuhi tepi lapangan, dengan sekali aba-aba mereka menghambur ke lapangan, mulai mencari telur paskah. Lapangan menjadi penuh dengan cahaya dan suara-suara. Menemukan telur paskah mempunyai sensasi tersendiri. Ketika rumput tersibak dan bentuk oval beraneka warna muncul, seakan itulah puncak kegembiraan. Dan beberapa bocah merasakan itu. Yang lain terpaksa pulang dengan tangan hampa, namun tetap membawa sebuah antusiasme.

Paskah ketika masa kanak-kanak adalah mencari telur paskah, apa makna paskah yang kita temukan beberapa tahun kemudian?.

Kadang manusia merasa tak terkalahkan, namun kita hanyalah serapuh cangkang telur. Hanya denga sedikit tekanan, kita akan retak bahkan hancur. Yesus yang menguatkan cangkang kita sehingga kita bisa menjalani kehidupan yang setiap detik siap menghancurkan cangkang itu.

1 komentar:

FOLLOWER

READ MORE