Rabu, 29 April 2015

WAKTU YANG BIJAK



Sinar bulan melembutkan malam
Menyapa bayangan yang bersembunyi dalam sunyi
Menebarkan magisnya
Mungkin dia mengingatkan keheningan ketika berada dalam kandungan dulu.

Hujan turun melantunkan nyanyian monotonnya
Tak menyisakan ruang untuk hening
Menebarkan magisnya
Mungkin dia mengingatkan ritme denyut nadi ketika berada dalam kandungan dulu.

Pernah kubawa keluhku kepada hujan
berharap terguyur airnya dan kemudian larut dan meresap ke dalam tanah
"Aku tak bisa melakukan itu, tanyakanlah kepada Waktu" jawabnya

Kubawa keluhku kepada Waktu yang bijak.
"Mari, berjalanlah besamaku" katanya
Kami berjalan bersama dalam diam. Lama.
Tak sabar, kutanyakan jawaban keluhku kepadanya.
"Apa yang jadi keluhanmu?" katanya

Bingung. Keluhan itu sekarang tinggal masa lalu.
"Sekarang kau sudah berdamai dengan keluhanmu, dengan dirimu sendiri" jelas Waktu
"Tidak ada orang lain yang bertanggungjawab terhadap apa yang kau rasakan. Semua itu adalah keputusanmu sendiri. Simpanlah keluhan itu dalam kotak kenangan bersama yang lainnya. Mungkin suatu saat kenangan itu akan memudar atau terlupakan" Waktu kemudian terdiam sesaat
"Jika kamu sudah mengerti, mari kita lanjutkan berjalan. Aku akan mengikuti ritmemu" lanjutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLLOWER

READ MORE