Sepertinya aku lelah; badan dan pikiran.
Rumah, benteng pertahanan mentalku, kini kehilangan suasana yang kukenal. Kasur, bantal, jendela, komputer, gelas kopi tak banyak berubah. Teriakan anak kecil di jalan, candaan tetangga, juga masih seperti yang kuingat. Aku masih benci bau asap rokok bangsat yang menempel dimana-mana. Aku masih benci ketika waktuku untuk menyendiri terusik.
Mungkin aku salah masih menganggap tak banyak suasana yang berubah, sejak kepergian Mama'
Mama' yang tak akan pernah membiarkanku tenang jika perintahnya belum kulaksanakan, mama' yang suka mengeluh jika masih banyak kerjaan rumah yang tidak beres dan kami tidak membantu sama sekali. Mama' yang akan panik berlebih jika ada barang yang hilang. Mama' yang tidak akan pernah keberatan ketika kuminta tolong membuatkan kopi ketika aku sedang sibuk. Mama' yang akan mengurut badanku ketika terlalu capek bermain bola.
Mama' yang mengukur dan membeli gorden yang kupakai di studio ini. Mama' yang rutin duduk beristirahat di kursi depan studio ketika urusan dapur selesai. Mama' yang pagi-pagi menyapu di garasi depan dan sesekali menyiram bunga. Mama' yang masih dengan sopannya mengucapkan terima kasih ketika sesekali kuberikan "uang bedak".
Akhirnya aku sadar, terlalu banyak ruang kosong yang ditinggalkan mama' di sini, dan aku yang terlalu rindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar