Jumat, 09 Mei 2014

PILIHAN

adventure, new experience
Mulai Bertualang


Apa yang sebenarnya saya harapkan dalam hidup? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan pamungkas suatu ketika saya dalam sebuah pergumulan hidup. Sebelumnya, berbagai pertanyaan terlebih dahulu muncul dalam pikiran saya. Tidak semua pertanyaan itu tuntas terjawab hingga pertanyaan pamungkas itu muncul mengakhiri kontemplasi.


Masalah tidak mungkin dihindari, yang harus dihindari adalah tenggelam dalam masalah tersebut. Setiap orang punya kadar permasalahan yang berbeda. Berhentilah merasa sebagai orang yang paling merana di dunia! Ada orang lain dengan masalah yang lebih berat dan mereka dapat melaluinya, kenapa saya tidak bisa?


***
Kami bertiga berbincang di rumah makan yang menyajikan Chinese Food. Tidak banyak yang berubah dari Sanik dan Arya sejak terakhir kami bertemu. Sanik sekarang sudah mapan dengan pekerjaannya di sebuah perusahaan yang memproduksi minuman fermentasi sedangkan Arya dengan toko peralatan olahraganya. 
Kisah jaman SMA, hingga kehidupan pribadi menjadi bahan obrolan kami. Ada kepahitan dalam kisah pribadi yang mereka ceritakan. Sanik, rencana pernikahannya gagal karena calon isterinya ketahuan selingkuh. Arya, putus setelah 4 tahun berpacaran. Mereka dalam pergumulan berat tapi akhirnya mereka mampu melaluinya. Mereka bermental baja!

"You drown not by falling into a river, but by staying submerged in it"
Paulo Coelho

***

"Besok mau ikut nonton pertandingan timnas U-19 ga?" sms dari Loces, teman kuliah dulu
"Ada pertandingan ya? jam berapa?" saya balik bertanya
"Ada, besok lawan Myanmar. Kalau jadi ikut, ketemuan jam 3 aja"
"Ok, saya ikut"

Kebetulan saya sedang berada di Jakarta untuk sebuah kegiatan kantor sedangkan Loces sudah berada di sini beberapa bulan yang lalu.

Loces berangkat dari Gunung Putri sedangkan saya dari Bekasi dan kami janjian ketemu di halte busway Cawang. Setelah beberapa menit, sampailah saya di halte busway BNN. Tak lama kemudian Loces menelpon, dia juga sudah sampai. 
"Sudah dimana, cuk, saya sudah sampai ini?" tanya Loces tanpa basa-basi
"Sudah di halte, cuk, kau di mana?" tanya saya
"Sebelah mana? kok ga keliatan?" 
"Coba naik ke jembatan penyeberangan biar keliatan" jawab saya memberikan solusi

Tak lama, Loces menelpon lagi
"Ini sudah di jembatan kok ga keliatan kau, cuk?" 
"Saya juga sudah di jembatan ini, halte busway BNN kan?" 
"Halte UKI, cuk"
"Ya gimana mau ketemu, beda halte"
"Tunggu di situ deh, saya ke situ"
"Ok.." 

Agak lama menunggu, akhirnya Loces nelpon lagi
"Cuk....salah naik bus..balik lagi ke UKI ini"
"Haissss....biar saya yang ke situ naik ojek deh. Ada ojek nih" jawab saya
"Cepat" jawab Loces
"Ia...ia"

"Sudah naik jembatan penyeberangan ini, ente di mana?" tanya saya lewat telpon ketika sampai di halte UKI
"Ahhh...saya sudiah liat ente, cuk" jawab Loces
"Dari tadi kek" jawab saya agak lega

Akhirnya kami berangkat ke Senayan menggunakan taxi, takut salah naik bus lagi.

Sampai di GBK, langsung disambut calo yang menawarkan tiket. Calonya kami skip..jalan lagi, calo lagi...jalan..calo..jalan...calo. Akhirnya setelah beberapa kali skip tawaran calo, kami menyerah juga dan beli tiket tribun atas. Harganya lebih mahal 5 ribu rupiah dari harga aslinya.

adventure, new experience
Dukungan Untuk Timnas U-19
Setelah makan dan foto-foto, kami mulai masuk stadion. Suasananya masih terbilang lengang dan kami kembali berfoto-foto. Ini kali pertama kami nonton pertandingan langsung di GBK. Atmosfer dalam stadion membuat suasana jauh berbeda daripada ketika menonton lewat televisi. 

Kesan tak terungkapkan adalah ketika ribuan suporter berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sambil membentangkan scarf bertuliskan Indonesia, supporter menyanyikan Indonesia Raya yang gaungnya memenuhi stadion. Sepertinya obsesi saya tentang sepakbola mencapai puncaknya saat itu.

adventure, new experience
Bersama Menyanyikan Indonesia Raya.


Berawal dari spontanitas, menghasilkan pengalaman berharga yang membuka mata dan memberikan suatu sudut pandang baru.


“A ship is safe in harbor, but that's not what ships are for.”
William G. T. Shedd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLLOWER

READ MORE