"
hari ini aku bersyukur karena masih dapat melihat langit,
langit selalu menyadarkanku akan kemanusiaanku
"
Ada sesuatu di dalam kalimat itu yang membuatku segera menuliskannya di selembar kertas laporan praktikum dan mengingatkan diri sendiri untuk segera mengetikkannya di komputer sesampai di kamar kos. Sebaris kalimat itu menjadi awal untuk menuliskan ide, pemikiran, perasaan ke dalam bentuk tulisan.
Berbagai ide, pemikiran, perasaan dan pengalaman kemudian berusaha kutuliskan dalam bentuk tulisan. Membaca kembali tulisan-tulisan tersebut mengundang kembali emosi yang ada ketika tulisan tersebut diketik. Mengenang kembali masalalu, menuliskan sejarah emosi.
#1
Mengapa takut akan gelap?
jika malam hari masih ada bintang
yang bersinar lebih indah dari lampu kamar
sekalipun awan gelap menutupinya,
alam akan menurunkan hujan
yang memberikan irama lembut dan menenangkan.
Untuk apa mengeluh dipagi hari?
jika ada burung-burung
yang bersuara riang di udara yang segar.
terbang dan hinggap di dahan pohon yang daunnya masih basah karena
sang embun yang masih enggan meninggalkan harmoni pagi.
mengapa mengeluh terhadap kesunyian?
jika masih ada mata hati yang setia membisikkan kebenaran.
untuk apa keluh kesah?
dari mana datangnya?
apa gunanya?
(suatu waktu terjadi pemadaman listrik yang lama di kosan)
#2
kebenaranmu adalah hartamu.
jangan paksakan padaku karena aku punya kebenaran sendiri.
engkau memandang dari atas, aku memandang dari samping.
ketika kita memadukannya, mata akan terbuka.
(suatu waktu ketika terjadi konflik di persekutuan)
#3
hari ini aku berdiri di sini.
di tempat dimana tanah seakan ditakdirkan hanya sebagai dasar bangunan
aku rindu tanahku
tanah kehidupan
dimana keteraturan dan keseimbangan sempurna
air jernih mengalir dengan gembira, kadang terkikik
karena digelitik lumut
aku rindu tanahku
tempat alam mengajariku tentang kebijakan
tak ada status besar dan kecil
besar kecil hanyalah ukuran
yang besar ada karena yang kecil ada
semuanya adalah kepingan pembentuk mozaik
kehidupan....
(ketika sedang dalam perjalanan di Jakarta)
#4
Jika diberi kesempatan, mencoba menjadi waktu adalah pilihan
sesuatu yang berusaha diikat namun tetap bebas
tidak terlihat namun terasa
konstan namun sepertinya selalu berubah
sesuatu yang bagaikan tak berbatas
memberi kesempatan untuk perubahan
memberi ruangan untuk kenangan
menciptakan ruang momentum untuk berbagai emosi
memberi kesempatan tumbuhan untuk bertumbuh
memberi kesempatan matahari dan bulan untuk bersinar
sayang waktu hanya melihat tanpa mengalami semuanya itu.
(ketika merenung tentang kuliah yang belum kelar )
#5
terkadang kita meragukan pikiran kita
dengan apa kita meragukannya?
terkadang ada pertentangan dalam diri kita?
antara pikiran dengan apa?
jika terjadi pertentangan, yang mengambil keputusan apa?
Mungkin pertentangan itu antara pikiran dengan hati nurani.
lalu, siapakah sang pengambil keputusan?
mungkinkah sinergi keduanya atau ada yang lain?
tanpa pengalaman kita sering mengetahui kebenaran dari sebuah tindakan
itulah tuntunan hati nurani
logika berpikir dituntun oleh pengalaman.
mungkin ada berbagai hal yang mempengaruhi cara kita bertindak
Jika semua itu mampu berkompromi, saat itulah kita disebut menjadi diri sendiri.
(ketika berada dalam situasi dilematis)
#6
setiap hari meminta Tuhan memberikan berkat
tidakkah sadar di atas ada atmosfer yang memayungi
ada udara yang menyelimuti
tanah untuk berpijak
air yang memberi kesegaran
tidak cukupkah itu?
ada teman-teman yang setia mengelilingi
sekalipun dikucilkan, ada Dia yang akan selalu mendengar ceritamu
(hasil kontemplasi)
#7
pohon rindang menaungi
ujung rumput menggelitik telapak kaki
angin sepoi membawa sepi
cara alam memperkenalkan damai
(suatu waktu camping di lereng Merbabu)
#8
batas pencapaianku entah sampai mana
terlalu rumit mengatur semua
waktu tidur datang lagi sebelum aku sempat menutup mata
kapan waktuku untuk terjaga?
kapan pula waktuku menikmati istirahat karena lelah setelah kerja kerasku?
waktu tersapu perlahan
namun kutiupkan angin kencang yang menghilangkan kesempatanku
menoleh ke belakang
yang ada hanya dinding tebal dan kokoh
tak ada jalan untuk kembali
yang tinggal hanya kenangan
akan tetes keringat yang mendapat penghargaan
serta segala kesedihan yang terkandung dalam airmata.
(ketika penelitian skripsi gagal karena kesalahan metode)
#9
sangatlah mudah untuk menjadi seseorang yang malas
menjadi orang yang tidak bernafsu untuk mencari tahu mengenai ketidakjelasan dalam hidup
aku tidak ingin hanya menjadi debu yang menutupi cermin
muncul, mengganggu, tak lama kemudian dibersihkan
aku tidak ingin menjadi bunga yang bermekaran kemudian dengan cepatnya layu
terlalu mudah untuk digantikan dengan jenis yang lain
aku ingin menjadi air yang mengandung nutrisi untuk tumbuhan.
aku akan abadi walaupun mengalami transformasi bentuk
hidupku pasti akan berlalu, namun aku ingin dikenang sebagai seorang yang pernah lahir
aku diberi hidup oleh Tuhanku bukan untuk berlalu begitu saja
ada tujuan yang telah dituliskan untukku
namun saat ini aku belum sepenuhnya menjadi diriku sendiri
belum berhasil mengetahui apa tujuan yang mengalir dalam darahku dan menopang tulangku
aku harus mengetahuinya demi penyempurnaan tujuan penciptaanku..!!!
(stress penelitian skripsi)
#10
matahari terbit memberi hidup
matahari terbenam memberi istirahat
kelahiran datang, kematian menanti
tak ada yang datang dan pergi dengan percuma
(untuk ucapan selamat ulangtahun kepada seorang sahabat)
#11
jika ada satu hari tanpa cinta, mungkin itulah kehampaan
jika ada satu tempat tanpa cita, mungkin itulah neraka
jika engkau pernah merasa sangat dicintai, mungkin engkau telah berada di salah
satu sudut taman surga.
dasar bangunan hidup adalah cinta dan puncak menaranya juga cinta
isi ruangannya dengan cinta
jika ada kenanganmu yang sedih
kunci pintu ruangannya rapat-rapat.
biarkan dia melebur dengan gelap
(setelah putus dengan pacar pertama)
#12
ketika aku masih malas untuk bangun di pagi hari
Dia mengirimkan burung-burung yang menebarkan semangat di udara
ketika siang hari aku kepanasan
Dia meniupkan angin yang menyejukkanku
ketika malam hariku terasa sunyi,
Dia menebarkan bintang yang menyemarakkan malamku
ketika kutanya pada diriku sendiri apa yang telah kulakukan untuk-Nya
hati kecilku menjawab "TIDAK ADA"
Aku berusaha bersyukur setulus hati
ketika mataku terbuka
Dia telah memperlihatkan kembali kasihnya di ufuk timur.
(suatu waktu menjelang Paskah)
#13
ketakutan ada karena ketidaktahuan
sebuah lingkaran raksasa
mengelilingi sebuah pemahaman
terbentuk oleh pikiran
(hasil kontemplasi)
#14
yang membuat perpisahan menyedihkan adalah kenangan
yang membuat perkenalan menjadi berarti adalah kenangan setelahnya
semua emosi tersimpan pada kenangan
tetapi ketika mengingatnya hanya kesedihan yang terasa
sedih karena semua itu tinggal kenangan.
(menyaksikan sahabat lulus satu persatu kemudian meninggalkan Salatiga)
#15
semua tanah yang pernah dijejaki
semua udara yang pernah dihirup
semua air yang pernah dimunum
tidak akan hilang dari kehidupan ini
angin suatu saat akan kembali ke tempat di mana dia pernah bertiup
tanah mungkin akan terbawa jauh ke muara sungai
namun suatu saat dia akan menjadi debu dan diterbangkan oleh angin
hingga suatu saat ia akan kembali ke tempat di mana dia pernah ada
air akan terus mengalir di berbagai belahan bumi
namun suatu saat angin mengumpulkannya menjadi awan tebal kemudian menurunkannya ke tanah
dan akan terus mengalir sampai akhirnya kembali ke laut yang sangat dikenalnya
Manusia akan selalu membentuk titik dalam kehidupannya
mengembara ke berbagai tempat
Namun suatu saat ia akan kembali ke tempat-tempat itu
kalaupun bukan tubuhnya,pikirannya bisa
titik-titik kenangan akan memampukan pikiran melakukannya.
(menyaksikan sahabat lulus satu persatu kemudian meninggalkan Salatiga)
percaya kemampuan pikiran, dengarkan hati nurani, buat kesimpulan dan itulah diri sendiri
(hasil kontemplasi)
#17
kekurangan manusia adalah letak kelebihannya
kelebihan manusia adalah letak kekurangannya
manusia adalah makhluk yang sempurna sekaligus makhluk yang tak sempurna
semuanya tergantung cara manusia itu menilai dirinya sendiri
menempatkan satu gambar yang tepat dalam sebuah puzzle
akan memudahkan penempatan gambar-gambar yang lain
(hasil kontemplasi)
#18
Hidup bukan untuk diratapi tapi untuk ditapaki
Jalan panjang bukan untuk disesali tapi untuk disiasati
Aroma dunia bukan hanya untuk dihirup tapi untuk hidup
Berat masalah bukan beban tapi bekal
Kegagalan bukan untukmu menangis tapi untuk kau menangi
(untuk menguatkan seorang sahabat)
#19
waktu memberi ruang untuk semua emosi.....
Tanah mengikuti semua langkah kaki....
Langit menyerap kesedihan dari mata yang memandangi...
Udara tak pernah menjauh, ia menjadi selimut...
Tegasnya matahari luluh oleh bulan yang lembut..
Semesta selalu mendukungmu,
karena pencipta menyayangimu.....
(sebelum meninggalkan Salatiga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar