CLICK FOR DETAIL
Tulang Didi’ menjadi penutup dari rangkaian ulelean pare atau cerita rakyat Toraya yang ditampilkan rumahgambar. Seperti postingan sebelumnya tentang Polopadang, kali ini rumahgambar kembali menampilkan gambar dan kisah Tulang Didi’ dalam bentuk ebook. Tulang Didi’ adalah kisah pertama yang membuat saya berimaginasi tentang semesta dan tentang terbang. Tulang Didi’ juga adalah kisah yang paling melekat dalam pikiran saya karena hampir setiap hari saya memelototi relief kisahnya di dinding sebuah SMK. Ketika kecil dulu, kami menghabiskan banyak waktu untuk bermain di sekitar situ. Ketika jari belum bisa memegang pensil untuk membuat sketsa, sketsa Tulang Didi’ telah terbentuk dalam pikiran saya.
Dulu kisah ini saya dengar secara lisan dari ibu saya. Mungkin demikian juga kelak saya lakukan kepada keturunan saya (amin). Namun saya memiliki keterbatasan untuk melisankannya kepada banyak orang. Melalui teknologi ebook, rumahgambar ingin mengatasi keterbatasan tersebut meskipun bukan melisankan. Setidaknya kelak para pembaca dapat melisankannya.
Ulelean pare telah melintasi waktu dan terasah dari generasi ke generasi. Pemikiran setiap zaman mungkin telah ditambahkan ke dalamnya sehingga terjadi perubahan dari versi yang pertama.
Seperti air, ulelean pare mengandung banyak zat terlarut. Ketika membutuhkan garam, kita bisa memperolehnya. Ketika meminumnya, banyak mineral penting yang diperoleh. Namun air tetap air, kadang terdapat mikroba yang merugikan. Selalu ada dua sisi dari segala sesuatu. Kebijakan menjadi sebuah penyaring dan demikian pula dengan cara menafsirkan ulelean pare.
DOWNLOAD FREE EBOOK TULANG DIDI'
Link 1: Ziddu
Link 2: 4shared
Tidak ada komentar:
Posting Komentar