Rabu, 27 Mei 2015

UCAPKAN! LAKUKAN!


Kau menertawakan kata-kata rayuan, bagimu itu hanyalah kumpulan bualan. Meskipun kau dengar mereka berkata bahwa wanita itu lemah di telinga. Kau menertawakan teman-temanmu yang tiba-tiba bisa melakukan segalanya, kata mereka cinta butuh pengorbanan. Kau bilang itu bukan pengorbanan tapi penipuan. Menipu dengan menampilkan kesempurnaan. Waktu akan meretakkan topeng sempurna itu. Ketika wajah asli sudah tak tertutupi topeng sempurna, yang pertamakali nampak adalah kekecewaan dari pemuja topeng itu. Bukan wajah aslimu yang dipujanya. 

Sekarang kau merasakan akibatnya! Kau bahkan tidak tahu bagaimana membuatnya merasakan cintamu.


Seorang temanmu berkata bahwa jika kau tidak ingin menurunkan sedikit harga dirimu dengan menggunakan sebuah rayuan atau pengorbanan seperti yang mereka lakukan, itu adalah bentuk kesombonganmu. Kau berkata itu adalah bentuk kejujuranmu. 

Sekarang kau merasakan akibatnya! 

Ketika cinta membawa dirinya dalam bentuk kata-kata, biarlah dia terucapkan. Sayangnya, kau sudah terbiasa untuk tidak mengucapkannya. Takut. Kata-kata itu pernah disalahartikan. Kau pun tanpa sengaja mengukirkan luka karena cinta. Meski kau pun pernah beberapa kali terluka karena cinta, sehingga kau tahu bagaimana rasanya. Namun tahukah kau rasa sakit orang yang menunggu kau mengatakan itu tapi tak juga terucap dari mulutmu?

Sekarang kau merasakan akibatnya! 

Kau yakin akan ada seseorang yang mengerti bagaimana caramu memandang cinta. Cinta yang bagimu bukan hanya sekadar bergandengan tangan di keramaian. Cinta yang bagimu bukan hanya sekadar menunjukkan kemesraan di media sosial. "Cinta bagimu hanya sekadar ide, kau perlu menunjukkannya untuk mengetahui bagaimana cinta itu!" hardik seorang temanmu. Dan kau pun tersadar dari pemikiranmu. Kau teringat sebuah ayat dalam Alkitab yang mengatakan "iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati", seperti itu seharusnya kau mengartikan cinta itu. Kaupun mulai menerjemahkan cintamu dalam bentuk tindakan. Semoga saja seseorang yang akan menantimu mengucapkannya, punya cukup kesabaran.

Akhirnya kau tahu hakikatnya! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLLOWER

READ MORE