Minggu, 24 Mei 2015

WILL YOU?

Debbie Gibson -Lost in Your Eyes


Kutemukan mata jernih itu, dan tak akan kucemari dengan kebohongan-kebohongan yang hanya menyenangkan pikiranmu dalam waktu singkat dan menyakitimu dalam waktu yang lama.
Aku tahu tegarmu, tapi kau tetaplah wanita dan airmata adalah kata bahagia atau dukamu.
Biarkan kuceritakan beberapa hal yang kupelajari dari minuman beralkohol. Minuman beralkohol, sesuatu yang mungkin akan membuatmu menjauhiku.

Dimasa mudaku, pernah kurasakan bagaimana alkohol mengacaukan titik keseimbangan pada otak kecil, ketika kubaringkan badan ke kasur tak kurasakan kenyamanan gravitasi.
Dimasa mudaku, beberapa kali kubuka jendela kamar kos-yang menghadap ke sebuah lahan kosong- di tengah malam hanya untuk memuntahkan kembali minuman beralkohol yang telah menghuni lambungku selama sekian menit.
Dimasa mudaku, aku menemukan momen dimana alkohol membuatku menemukan dan berbincang dengan sisi terdalam diriku untuk yang pertamakalinya.
Dimasa mudaku, kutemukan batasan dimana minuman beralkohol memberikan manfaat dan dimana minuman beralkohol menunjukkan kebodohan.
Dimasa mudaku, aku belajar bahwa hanya sebagian kecil orang yang melakukan tindakan-tindakan anarkis saat meminum minuman beralkohol dalam kadar yang telah berlebihan, sisanya akan tertidur kehilangan kesadaran.
Dimasa mudaku, aku belajar untuk menikmati minuman beralkohol hanya dalam kelompok kecil orang-orang yang bisa dipercaya. Orang-orang yang tidak perlu "sok mabuk" hingga harus mengganggu kenyamanan orang lain.
Dimasa mudaku, minuman beralkohol adalah pemicu terciptanya kisah-kisah lucu yang akan membuat kami tak bosan untuk tertawa meskipun telah membahasnya hampir setiap kali kami memiliki kesempatan untuk bertemu.
Dimasa mudaku, kami membuat wine dari beberapa buah yang tidak memiliki nilai komersil tinggi. Aku membuatnya dari buah pisang busuk, teman yang lain membuatnya dari labu siam, pepaya busuk, mangga busuk, dan dari sawo busuk. Ketika hasilnya dicoba, kami menertawakan rasa wine-nya yang "aneh".

Dan ketika umurku semakin bertambah, aku tak menghindarinya. Minuman hasil fermentasi para mikroba ini masih sering mengisi lambungku. Namun sekarang aku tahu batasanku, pengalaman masa mudaku mengajarkanku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLLOWER

READ MORE