Minggu, 12 Juli 2015

KAOS USANG


Membuka lemari kemudian menemukan baju lama di tumpukan terbawah. Terlihat lusuh, serat-serat kainnya telah lapuk di beberapa bagian hingga membuatnya berlubang. Sobekan pada kerah dan lipatan ujung lengan semakin memanjang. Sudah sangat layak untuk dimanfaatkan kembali menjadi kain pel atau kain lap. Namun sisi sentimentil menolak untuk melakukan itu. Aroma tua menyebar ketika lipatannya terbuka di udara. Perasaan nyaman seketika menyelimuti ketika baju itu kembali menutupi tubuh. "Hei..!, lama tak jumpa, selamat datang kembali, kawan" lengan, dada, perut dan punggung mengucapkan salam.

................................................................

Tak perlu tertawa, kalian tahu aku sedang bercanda. Tak perlu berteriak, kalian tahu aku sedang marah. Tak perlu air mata, kalian tahu aku sedang bersedih. Kritikan kalian adalah salah satu yang paling kupertimbangkan. Kalian membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaanku. Kalian membebaskanku menjadi diriku sendiri. Persahabatan kita yang telah melalui waktu yang lama. Melalui banyak tawa, kemarahan, kesedihan, namun kita masih berada di sana. Mempertahankan persahabatan. Persahabatan tak membuatmu menjadi usang. Sahabat membuatmu menemukan dirimu yang sesungguhnya.

................................................................

Gelisah itu, rasa sakit hati itu, kecewa itu harus kulalui. Entahlah, mungkin karenanya pernah kukutiki waktu, meyesali banyak hal, segala pikiran buruk berkumpul berusaha menghitamkan pandangan, bebannya seakan terikat di setiap sel, membebani setiap tindakan dan juga pikiran. Aku menjadi sering mempertanyakan maksud Tuhan dalam hal itu. Tak kutemukan apa-apa. Dan waktu seakan terhenti, tersendat, berjalan perlahan hingga akhirnya aku dapat kembali menikmati udara segar, keindahan alam, dan birunya langit. Perban yang dililitkan sang waktu telah kulepaskan dan luka-lukaku telah terobati. Saat itu kau mempertemukanku dengannya. Kau ternyata menyiapkanku untuk bertemu dengannya. Reana. Akhirnya kutemukan maksud indah-Mu. Pada akhirnya dan sangat terlambat, aku mengucapkan "Terimakasih Tuhan". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLLOWER

READ MORE